Ananerob Biogas Limbah Menjadi Energi Sejarah Biogas

Sejarah Asal Mula Komersialisasi Biogas

Sejarah Asal Mula Komersialisasi Biogas

Saat ini kita semua tentu mengetahui bahwa sebagian besar energy yang diperlukan oleh manusia dihasilkan dari sumber daya tak terbarukan. Yang dimana sumber daya tersebut, setelah pemakaiannya akan meninggalkan “Jejak” racun bagi bumi.

Hal ini tentu, semakin menjadi masalah ketika racun tersebut menjadi boomerang bagi kehidupan aneka ragam mahluk hidup di bumi ini dengan dampaknya yang bernama pemanasan global.

Padahal selain sumber energy tak terbarukan yang biasa disebut fossil energy resource, bumi kita ini juga memiliki sumber daya terbarukan yang juga disebut renewable energy resources.

Renewable energy resources yang sudah banyak dilirik antara lain : tenaga air, tenaga angin, tenaga panas bumi (geothermal), dan juga ombak. Namun ada satu sumber daya lainnya yang ternyata masih sedikit kita manfaatkan, malah hampir semua pihak menggapnya hanya sebagai masalah yang harus dienyahkan yakni energy biomassa.

Biomassa secara mudah adalah bahan bakar yang dihasilkan oleh system yang dapat diperbaharui. Contohnya seperti biofuel ataupun biogas yang dihasilkan dari bahan baku tanaman yang diproses sedemikian rupa sehingga menjadi bahan bakar.

Salah satu biomassa yang cukup dikenal dan banyak dihasilkan dari proses pengolahan air limbah adalah biogas.

Sejarah Proses Biogas

Menurut para peneliti sejarah proses pengolahan air limbah yang menghasilkan biogas, telah mulai dilakukan sejak zaman sumeria (3000 tahun sebelum masehi). Dimana bangsa tersebut menggunakan proses anaerob untuk mengolah limbah domestic mereka.

Dan dalam sejarah yang dicatat oleh bangsa romawi, mereka telah biasa mengenal terjadinya gas yang terbakar diatas rawa sejak 50 tahun sebelum masehi.

Pada tahun 1776 Alessandro Volta memulai penelitian tentang biogas dengan mengumpulkan gas yang dihasilkan dari rawa Lake Como. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa udara yang keluar dari hasil fermentasi bisa memiliki sifat eksplosif ketika bertemu dengan udara bebas.

Ukuran yang tercatat paling awal yang saya baca adalah percobaan Louis Pasteur pada tahun 1884. Pada tahun tersebut beliau mencoba mendapatkan biogas dari kotoran kuda yang dikumpulkannya di jalanan kota Paris. Bersama dengan muridnya yang bernama Gavon, Louis Pasteur berhasil menghasilkan 100L gas methane dari 1 kubik kotoran kuda yang difermentasikan.

Louis Pasteur menyatakan bahwa dengan nilai konversi seperti ini, dan melihat jumlah kotoran yang berserakan di Paris, dia yakin bahwa proses ini dapat mengcover kebutuhan listrik jalanan kota paris jika diseriusi.

Produksi Biogas Pertama Untuk Keperluan Komersial

Dari hasil publikasi penemuan Louis Pasteur tersebut akhirnya pemerintah Prancis memberikannya kesempatan untuk memulai proyek pembuatan biogas. Akhirnya pada tahun 1897 lampu jalan di Paris menyala dengan menggunakan limbah domestic dengan proses anaerob. Hanya saja ternyata masih banyak gas methane yang terbuang di lingkungan dimana hal tersebut cukup berbahaya.

Usaha Penyempurnaan Proses Pembuatan Biogas

Pada tahun 1904 seorang ilmuwan bernama Travis melanjutkan proses produksi biogas dengan menggabungkannya dengan proses pengolahan air limbah. Dan pada tahun 1906 Sohngen menemukan adanya asam asetat sebagai hasil samping. Dia juga menemukan bahwa Methane terbentuk dari tiga senyawa yakni Formate, Hydorgen dan Carbon Dioxida (Ini kesimpulan dia ya, saya juga tahun kalau unsur utama Methane itu hanya Carbon dan Hydrogen).

Pada tahun 1906 seorang ilmuwan bernama Imhoff yang berasal dari Jerman mendesain sebuah tangki anaerob dengan waktu retensi selama 60 hari yang hari ini kita kenal sebagai “Imhoff Tank”.

Dan penjualan Biogas diprakarsai di Jerman pada tahun 1923, dimana Biogas mulai dijual kepada masyarakat luas. Dan hingga hari ini terus meluas ke seluruh dunia.

Pada tahun 1947, Imhoff mempublikasikan lagi hasil penemuannya yang menyatakan bahwa ; kotoran sapi memiliki potensi 100 kali biogas dibandingkan dengan limbah domestic. Hal serupa juga tidak jauh beda dengan kotoran ternak lainnya seperti kotoran kuda dan kotoran babi. Dan dari sana pada tahun 1950, sekitar 50 Plant Biogas dipasang di Negara Jerman.

Biogas Di Indonesia

Di Indonesia sendiri proses pembuatan biogas sudah cukup popular di kota-kota besar, hanya saja penggunannya yang paling banyak hanya sekedar untuk produksi gas bagi keperluan rumah tangga biasa saja. Dan plant ini sudah banyak dipasang oleh team kami di Daerah bandung, Sumedang, Surabaya dan daerah lainnya di Indonesia.

Untuk plant besar skala komersial, salah satu yang cukup terkenal adalah yang dimiliki oleh PT. Sewatama yang dibangun di daerah Kalimantan Selatan. Biogas Plant ini menggunakan POME (Palm Oil Mill Effluent) sebagai sumber karbonnya.

Biogas Plant ini diharapkan mampu menghasilkan energy sebanyak 2,4 Mega Watt dan dalam pengoprasiannya diharapkan dapat bersinergi dengan PT. PLN Area Kalimantan.

Harapan Untuk Proses Biogas Ke Depannya

Proses generasi energy dari limbah ataupun biomassa seperti Biogas ini harus kita dukung dan aplikasikan. Sebab proses ini selain mampu menciptakan energy terbarukan, juga dapat membantu mengolah air limbah menjadi sesuatu yang berguna dan membuatnya lebih aman bagi lingkungan.

Indonesia diharapkan menjadi Negara yang turut menghasilkan energy lewat jalan ini. Sebab Indonesia saat ini memiliki pabrik pengolahan sawit yang cukup banyak, dan tentu menghasilkan limbah yang luar biasa pula.

Akhir Kata : Mari Kita Ubah Frame Berpikir Kita

Untuk Anda yang selalu berpikir bahwa pengolahan limbah hanya menguras kantong Anda (Ya karena kelestarian lingkungan tidak menjadi main interest para pengusaha besar), maka lihatlah bahwa sesungguhnya limbah yang Anda buang masih memiliki nilai jual dan potensi energy yang besar. Maka berpartisipasilah dalam mengembangkannya dan mengaplikasikannya pada sector yang Anda pegang.

Salam Lingkungan


Mr. Anggi Nurbana

Bacaan terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *