Cara Menurunkan COD dalam Air
Tulisan ini juga saya posting di website saya yang satunya (On-Water.Us), Ini adalah versi Indonesianya.
Hallo, jumpa lagi di situs yang membahas tentang rahasia dunia water dan wastewater treatment, yakni www.olah-air.com . Kali ini kita akan membahas bersama tentang cara menurunkan nilai COD dalam air limbah.
Untuk Anda yang belum mengetahui secara jelas tentang apa itu COD dan dari mana sumber COD itu datang, saya sarankan Anda untuk membacananya pada artikel berikut :
Artikel Sebelumnya : Daftar Sumber COD yang Harus Anda Ketahui.
Mari kita langsung saja untuk membicarakan tentang langkah yang harus diambil ketika menginginkan nilai COD untuk turun.
1. Menggunakan Bahan Kimia Pengendap
dalam artikel sebelumnya, kita akan menemukan bahwa sebagian besar dari COD adalah bersumber dari TSS atau padatan tidak terlarut yang biasa disebut dengan sludge. Cara paling utama untuk menyingkirkan sludge adalah dengan menggunakan koagulan dan flokulan.
Prinsipnya adalah dengan mengikat sludge tersebut satu sama lain sehingga menjadi gumpalan sludge yang lebih besar dan kemudian dapat diendapkan dalam sebuah tangki sedimentasi.
Beberapa bahan kimia yang biasa digunakan sebagai koagulan antara lain ; PAC, FeCl3 (Ferric Chloride), dan Alum.
Proses pengendapan ini, akan sangat mempengaruhi terhadap nilai COD. Khususnya pada air limbah dengan jumlah TSS yang cukup tinggi. Sebagai informasi tambahan untuk 1 mg/L TSS anda bisa mendapatkan penurunan hingga 10 mg/L COD.
Agar proses penurunan COD menjadi lebih sempurna, disarankan untuk turut memperhatikan proses mixing dan juga sedimentasi. Dikarenakan tanpa proses mixing yang tepat, maka reaksi pengendapan yang terjadi akan kurang sempurna.
2. Penurunan COD dengan Proses Mikrobiologi
Proses penurunan COD dengan metode menggunakan bakteri atau mikroorganisme, ditujukan untuk COD yang berasal dari zat organik dengan kandungan biodegradable yang tinggi. Proses ini dilakukan melalui dua cara utama, yakni Aerasi dan anaerob.
Pada proses aerasi, COD diturunkan dengan cara membuat bakteri dapat memecah senyawa organik dalam air. Bakteri ini disebut bakter heterotrop karena memecah senyawa organik dengan menggunakan bantuan oksigen. Proses ini biasanya digunakan pada air limbah dengan COD kurang dari 3000 mg/L.
Pada Proses Anaerob, bakteri bekerja pada ruangan dengan kandungan Oksigen yang minim. Proses ini juga disebut proses fermentasi, dimana bakteri autotrop bekerja dengan memecah senyawa organik dari air limbah dengan tiga tahapan salah satunya adalah dengan mengambil oksigen dari senyawa organik.
Proses anaerob ini cocok untuk air limbah dengan kadar BOD lebih dari 2000 mg/L.
Sebelum memutuskan apakah ingin mengambil metode ini, penting sekali bagi Anda untuk memahami apakah jenis air limbah yang Anda hadapi. Karena proses mikrobiologi ini hanya cocok untuk limbah dengan kandungan organik. Anda bisa mengetahui hal ini dengan melihat perbandingan antara COD dan BOD.
Beberapa proses yang sejenis dengan ini adalah proses menggunakan MBR, SMBR ataupun SBR
Baca Juga : Pentingnya Memiliki Data History Di WWTP
3. Menurunkan COD dengan Oxidator
Beberapa bahan kimia, dapat membantu Anda untuk menurunkan COD dari air limbah. Chlorine, Hydrogen Peroxida serta Ozone akan mengoksdiasikan zat-zat kimia dalam air sehingga otomatis nilai COD akan turun. Namun tentu Anda harus membatasi dosis penggunanaan dari oxidator, karena oxidator memiliki sifat yang cukup berhaya terutama bagi mahluk hidup.
Teknik penurunan COD ini cocok untuk limbah yang memiliki nilai COD yang bersumber dari limbah non biodegradable seperti Phnol, surfaktan, dsb.
4. Proses Penurunan COD dengan Reaksi Fenton
reaksi fenton adalah salah satu reaksi yang telah dikenal secara luas mampu untuk menurunkan Nilai COD. Prinsipnya adalah pembentukan radikal bebas yang tercipta dari reaksi antara reagent fenton yaitu FeSO4 dengan Hydrogen Peroxida.
Reaksi fenton inilah yang nantinya menjadi cikal bakal lahirnya sistem AOP.
5. Advanced Oxidation Process
AOP merupakan teknologi terkini yang mampu untuk menurunkan nilai COD dari air limbah. Bahkan dari COD dengan nilai diatas 100 ribu sekalipun.
AOP diciptakan dari penyempurnaan reaksi fenton yang ditambahkan dengan adanya injeksi Ozone sehingga menambahkan memperbanyak hidroksil bebas yang akhirnya mampu untuk mengoksidasikan zat-zat kimia dalam air.
Kelebihan Proses AOP ini adalah kecepatan reaksinya yang sangat cepat. Jika dalam proses pengolahan dengan mikrobiologi penurunan COD dapat memakan waktu berhari-hari. Maka proses dengan AOP ini hanya memerlukan waktu hitungan jam bahkan menit.
Kelebihan lainnya juga terletak pada area yang digunakan untuk sistem ini sangat kecil dibandingakan dengan sistem yang lainnya.
Ditambah lagi, proses ini tidak memerlukan banyak bahan kimia untuk ditambahkan di air limbah. Sehingga saat ini proses AOP mendapatkan banyak perhatian dari para ahli diseluruh dunia.
6. Proses Filtrasi dan Absorpsi dengan Activated Carbon
Metode terakhir ini banyak digunakan pada proses finishing ataupun post treatment setelah proses pengolahan utama. Biasanya digunakan activated carbon sebagai filter. Karbon aktif akan menyerap zat-zat organik, ozone ataupun zat chlorine yang masih tersisa pada hasil pengolahan. Sehingga effluent aman untuk dibuang ke lingkungan.
Penyaringan dengan menggunakan karbon aktif ini juga biasa dipakai pada proses water treatment untuk menghilangkan bau, serta menurunkan kandungan zat kimia pada air.
Mudah-mudahan artikel ini dapat memberikan gambaran pada Anda tentang cara menurunkan nilai COD pada air limbah. terakhir, saya ingin mengingatkan pada Anda bahwa COD bukanlah zat namun sebuah parameter yang terakumulasi dari zat-zat yang membutuhkan proses oksidasi. Untuk itu diperlukan pemahaman lebih dalam terhadap apakah yang menyumbang nilai COD pada air limbah Anda.