Yup dalam tulisan kali ini kita akan membahasnya bersama-sama baik dari segi pengalaman dan juga teori yang ditemukan dilapangan. Tapi sebelum kita lebih jauh melangkah, marilah kita ulangi kembali deskripsi singkat tentang Sumur Resapan dan Biopori.
Definisi Sumur Resapan dan Bio Pori
Sumur resapan adalah suatu sumur yang didesain untuk dapat meresapkan air hujan ke dalam tanah. Bentuk dari sumur resapan ini bisa bulat silinder ataupun kotak berbentuk balok dengan kedalaman tidak lebih dalam daripada tinggi muka air tanah.
Sedangkan Biopori adalah versi kecil dari sumur resapan, yakni sebuah lubang dengan ukuran diameter 10 cm (4 Inch) hingga 15 cm (6 Inch) dengan kedalaman sekitar satu meter.
Persamaan antara keduanya adalah, sama-sama masuk di dalam perundang-undangan MenLH 12 tahun 2009 dan untuk di pergun ada di perihal pemanfaatan air hujan. Plus keberadaan mereka berdua sudah seperti saudara yang tidak terpisahkan.
Cara Menghitung Jumlah Sumur Resapan dan Biopori
Sebenarnya cara menghitung jumlah kedua bangunan (Kalau bisa dibilang begitu) sudah dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan. Namun memang tidak sangat spesifik, dan kadang menghitung sesuatu kalau tidak ada tuntunan atau contoh perhitungannya akan menjadi cukup menyulitkan, oleh karenanya silahkan ikut langkah-langkah berikut :
1. Dapatkan data-data Penting
Persiapkanlah data-data yang akan kita gunakan untuk menghitung, data tersebut adalah jumlah area keseluruhan perusahaan ataupun instansi dan juga jumlah luas seluruh area yang tertutupi bangunan konkrit (termasuk kedalam jalan).
Kedua data tadi akan sangat berguna dan tentunya harus didukung oleh adanya lay-out dengan skala yang menjelaskan tenang luas tersebut (Ingat data dokumen lebih kuat daripada sekedar omongan kira-kira).
2. Cari Jumlah Luas Sumur Resapan atau Biopori Existing
Langkah kedua ini cukup penting, terlebih bagi perusahaan dan pelaku industri. Kenapa? Sebab supaya bisa membuat jumlah biopori dan juga sumur resapan semakin sedikit. Makanya ingat-ingat sebanyak mungkin luas sumur resapan yang sudah ada dan juga biopori yang sudah ada.
3. Cari Area Untuk Menempatkan
Untuk sumur resapan, area yang menjad sasaran sudah jelas adalah di dekat gedung yang dmana disana ada pipa talang limpasan air. Sedangkan untuk Biopori tentu yang menjadi tempat adalah area dimana tidak ada kendaraan lalu lalang disana, mungkin yang bisa dipilih adalah area sekitar taman dan juga pekarangan lobby (Untuk Show Off).
4. Mulai Menghitung
Yang palling pertama mari kita berhitung tentang jumlah sumur resapan yang harus dibuat.
Diketahui luas area adalah 7000m2 dan luas area yang tertutupi bangunan dan kedap air adalah sekitar 4000 m2. Ketinggian muka air tanah adalah 3 meter. Maka jumlah area sumur resapan yang perlu dibuat adalah 4% dari area kedap air. Yakni 0.04 x 4000 = 160 m2 yang harus jadi sumur resapan.
Untuk jumlah sumur resapan dalam unit adalah total luas area sumur resapan yang harus dibangun, dibagi dengan volume sumur resapan yang akan dibuat. Dan harus diingat untuk kedalaman sumur resapan harus tidak lebih dalam dari kedalaman muka air tanah. Contoh :
Desain sumur resapan : 2,5 (h) x 2,2 (p) x 1,8 (l) = 9.9 m3
Total sumur resapan dalam unit adalah : 160 / 9.9 = 16,16 sumur resapan.
Untuk biopori perhitungannya lebih simpel, yakni untuk setiap 7m2 luas area perusahaan maka harus dibuat 1 biopori. Maka dari itu jumlah biopori adalah : 7000/7 = 1000 Lubang Biopori
Nah Sobat olah-air.com sekalian itulah langkah-langkah cara menghitung total sumur resapan dan juga biopori. Mudah-mudahan jadi terbantu. Dan sampai jumpa dalam positngan berikutnya.