6 Jenis Trouble Yang Biasa Terjadi Pada Mesin RO
Contents
- 1 6 Jenis Trouble Yang Biasa Terjadi Pada Mesin RO
- 1.0.1 1. Trouble RO #1 Reject Lebih Besar Daripada Permeate
- 1.0.2 2. Trouble RO #2 Conductivity dari Permeate sama dengan conductivity yang masuk
- 1.0.3 3. Trouble RO #3 Conductivity Permeate meningkat dari nilai biasanya
- 1.0.4 4. Trouble RO #4 pH Air turun dibawah standar
- 1.0.5 5. Trouble RO #5 Jumlah Permeate Turun dibawah standar
- 1.0.6 6. Trouble RO #6 Pressure pada pompa Melebihi standar
Kalau Bagian Utility Ga Ngerti RO, Siap2 Aja Jadi Bulan-bulanan Bag. Lain |
1. Trouble RO #1 Reject Lebih Besar Daripada Permeate
Masalah yang pertama ini biasanya ditemui setelah RO Berjalan lebih dari setahun. Masalah ini biasanya dikarenakan membrane sudah tertutupi dengan kotoran sehingga nge-block. Wal hasil air yang seharusnya masuk ke area permeate malah akhirnya ter-reject.
Jika masalah ini Anda alami dalam tempo kurang dari setahun, maka artinya Ada yang salah pada sistem pretreatment Anda (Bisa jadi Anda mungkin ga pake pretreatment). Karena seperti yang kita tahu, bahwa membrane RO itu sangat sensitif sehingga air yang masuk harus benar-benar dijaga.
Solusi dari masalah yang ini hanya satu yakni penggantian membrane. Sebab kalaupun di cleaning hasil yang akan didapat akan ada dinilai yang mengecewakan dan jauh dari flow aslinya sehingga sangat tidak direkomendasikan (Yah Kecuali Budget lagi mepet).
Lihat Juga : 5 Keunggulan Mesin RO Air Laut
2. Trouble RO #2 Conductivity dari Permeate sama dengan conductivity yang masuk
Waduh, waduh, kalau masalah ini yang terjadi alamat harus keluar uang banyak deh untuk mengganti membrane.
Conductivity yang masuk dan yang keluar menandakan seal pada membrane telah rusak dan harus diganti. Hal ini jarang sekali terjadi, kalau conduct masuk dan keluar sama biang keroknya adalah kesalahan pada pemasangan membrane pada vessel.
Kasus seperti ini juga terjadi kalau antara membrane dan vessel ternyata tidak cocok panjangnya sehingga kadang kala perlu diganjal. Yang harus diperhatikan adalah pemilihan vessel harus menggunakan yang memang bermerek agar masalah seperti ini tidak terjadi.
Lihat Juga : Cara Menurunkan Total Suspended Solid Dalam Air (TSS)
3. Trouble RO #3 Conductivity Permeate meningkat dari nilai biasanya
Ada dua hal yang bisa mengakibatkan masalah ini terjadi. Hal yang pertama adalah karena inlet conductivity juga mengalami peningkatan.
Sebuah membrane RO pada umumnya mampu membuang TDS/Conduct sebanyak 95-97% dari tds yang masuk. Misal TDS masuk 200 mg/L maka minimal si sistem tadi bisa menghasilkan air dengan TDS 10 mg/L.
Namun jika saat proses Reverse Osmosis berjalan namun yang dihasilkan jauh diatas 5% dari TDS masuk maka hal tersebut bisa jadi ada loss rejection. Dan loss rejection yang terjadi seperti itu menandakan adanya kebocoran pada membrane RO yang kita gunakan.
Kalau di demin plant kenaikan TDS ini bisa kita selesaikan dengan proses regenerasi, maka lain halnya dengan proses di RO. Kenaikan Conductivity atau TDS tidak bisa diregenerasi ataupun di cleaning dan hanya bisa selesai jika si RO Tersebut diganti membranenya. Lalu setelah penggantian membrane untuk selanjutnya mesin RO Tersebut harus dipastikan antara vessel dan membrane yang dipasang benar-benar rapat dan kuat.
4. Trouble RO #4 pH Air turun dibawah standar
Proses reverse osmosis akan menyingkirkan beragam mineral anorganik dan juga zat organik yang ada dalam air sehingga air tersebut benar-benar akan menjadi air yang murni dengan kandungan mineral minimal.
Kondisi ini mengakibatkan pH air akan cenderung turun hingga dibawah 6, terlebih lagi jika air yang masuk saja sudah memiliki pH yang demikian rendah (Dibawah 7).
Untuk mengakali hal tersebut maka salah satu caranya adalah dengan menaikan pH air yang masuk atau bisa juga dengan menggunakan membrane pH Adjuster seperti yang biasa kami pasang di beberapa tempat.
Lihat Juga : Daftar Bahan Kimia Untuk Proses Water Treatment
5. Trouble RO #5 Jumlah Permeate Turun dibawah standar
Katakanlah kebutuhan area produksi akan air dengan nilai TDS yang rendah adalah 20 m3/Jam. Maka biasanya kontraktor (Seperti PT.CHEMINUSA Salah satunya) akan membuat RO dengan kapasitas lebih tinggi dari itu yakni sekitar 26 m3/Jam.
Kapasitas tersebut sengaja dibuat lebih besar dengan tujuan agar memperpanjang umur RO. Karena secara logika saja ,jika kapasitas lebih besar maka akan ada suatu waktu istirahat lebih lama bagi mesin. Dan juga mesin memiliki waktu maintenance lebih lama, karena saat debit permeate turunpun maka pabrik tidak akan buru-buru mengadakan maintenance (Karena tentu kita sepakat, suatu proses maintenance akan menyebabkan adanya shut down juga pada engine yang menggunakan air tersebut).
Untuk mengembalikan performa mesin RO ke nilai optimum, Anda bisa melakukan membrane cleaning dengan proses asam dan basa sehingga kotoran yang melekat pada membrane terlepas dan membrane dapat memberikan nilai permeate optimum.
Namun yang perlu diketahui adalah proses cleaning ini jangan sering-sering dilakukan karena akan menyebabkan membrane menjadi tipis dan mudah terkelupas. Yah kira-kira sekali setiap 3 bulan lah.
Lihat Juga : Jenis-jenis Membrane RO
6. Trouble RO #6 Pressure pada pompa Melebihi standar
Pressure yang tinggi pada pompa mengindikasikan adanya sumbatan pada membrane ataupun vessel dan artinya perlu diadakan proses cleaning pada sistem RO Anda.
Namun jika ternyata pressure pompa tidak kunjung turun setelah cleaning dilakukan, maka Anda bisa melakukan pemeriksaan pada jalur permeate. Sebab bisa jadi tangki penampungan air permeate dalam keadaan penuh sehingga menaikan pressure pompa.
Namun jika hal tersebut juga tidak berhasil, maka cobalah matikan dan bongkar pompa Anda bisa jadi ada suatu hal yang menyumbat pompa Anda.
Nah itu dia 6 Masalah yang biasa terjadi pada mesin reverse Osmosis. Mudah-mudahan dapat menjadi suatu pengetahuan yang berharga bagi rekan-rekan sekalian.
PS : Jika Anda ingin terus mendapatkan update artikel dari website ini, maka silahkan Add google plus saya disini. Atau Anda juga bisa melakukan LIKE Halaman kami di Olah Air Indonesia.
Salam Hangat,