[SHARE] BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN KETIKA MEMBANGUN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Contents
Halo teman, sobat dan kawan-kawan semua.
Hari ini mari kita sedikit share tentang beberapa hal yang wajib menjadi perhatian engineer (Khusunya Waste Water Engineer) Ketika memutuskan untuk membuat rancangan dalam suatu IPAL (WWTP). Dan tentunya hal ini juga mungkin dapat menjadi perhatian bagi owner (Pemilik Tender) yang mau membuat WWTP, supaya nantinya dibuatkan WWTP/IPAL yang benar-benar bisa mengolah limbah cair mereka bukan hanya menjadi monumen cipta karya hehehe.. (Serius, asli nih kejadian.. Saya menemukan beberapa perusahaan besar yang IPAL-nya hanya berupa monumen wkwkwkwk) 😀
Oke tanpa mengurangi rasa hormat, mari kita mulai
APA SAJA YANG HARUS DIPERHATIKAN ???
1. Debit Limbah Yang Diolah
Debit/Flow/ Jumlah aliran rutin, Harus menjadi salah satu titik yang diperhatikan dalam pengolahan limbah. Perhatian terhadap hal ini menjadi mutlak (Wajib A’in mun ceuk guru ngaji mah 🙂 ).
Mengapa mutlak??
karena debit akan menjadi patokan bagi seluruh rangkaian peralatan yang ada dalam WWTP. Mulai dari tangki, pompa, agitator, dosis kimia, hingga luas area. Oleh karena bagi para kawan-kawan waste water engineer ataupun teman2 EHS kiranya amat perlu memperhatikan hal ini. Untuk lebih jelasnya akan saya bahas di Tulisan saya selanjutnya saja ya :).
2. Luas Area yang tersedia
Nah ini nih yang tidak kalah pentingnya. Luas area akan menentukan juga jenis treatment apa yang akan digunakan, peralatan dan juga operator. Masalahnya adalah… Terkadang dalam beberapa perusahaan (Kebanyakan Lokal 🙁 ) Area untuk IPAL seringkali tidak benar-benar dipersiapkan. Dan bahkan tidak ada dalam rancangan awal pabrik (huuuu). Dan area untuk WWTP baru mulai dipikirkan ketika ada teguran dari warga, aparat ataupun LH/BLH setempat. Sehingga acapkali menggunakan “Fire Truck Management”. Yang ujung2nya juga diselesaikan dengan “Gepokan Obat Merah Tjap Dua Bapak” ==> (Baca : Gepokan Duit Merah2).
Intinya Area untuk IPAL harus benar-benar disediakan dari awal, sehingga tidak menimbulkan kepanikan dikemudian hari.
Nah apabila sudah terlanjur tidak ada area yang memadai, hasilnya owner harus menginstal IPAL yang dapat menghemat penggunaan lahan. Salah satunya Kubota MBR (Promosi Dikit boleh ya :p).
3. Karakter Limbah yang Diolah
Seperti sebuah mesin, yang memiliki spesifikasi tujuan penggunaan tertentu. Misal Kulkas buat mendinginkan/mengawetkan makanan. TV untuk ditonton. IPAL/WWTP juga memiliki spesifikasi tertentu yang hanya bisa mengolah limbah tertentu sesuai dengan peruntukannya. Ingat IPAL atau WWTP itu bukan “Magic Box”, yang ketika air limbah dimasukan kedalamnya (Jenis apapun) dapat langsung Cuss.. Bersih.. 🙂
Nah yang perlu diperhatikan oleh kita adalah, apakah jenis limbah yang diolah itu?
Limbah Domestik?
Limbah Industri Kertas?
Limbah Industri Plating?
Limbah Tinta Percetakan?
Limbah Industri Makanan/Minuman?
atau lainnya??
sehingga dari sini sang owner dan engineer dapat menentukan jenis treatment yang tepat.
Apakah Aeration (Biasanya untuk limbah Domestik),
Apakah Chemical Reaction (Biasanya untuk limbah mengandung unsur logam)
Apakah Electrocoagulation?
Apakah MBR?
atau yang lainnya??
Sehingga tidak main asal tembak saja 🙂
4. Jam Oprasi IPAL dan Pabrik
Jam oprasi IPAL dan Pabrik, menjadi data kunci pada perancangan WWTP. Mengapa?? Karena ini akan berpengaruh pada ukuran pompa, tangki, pemakaian chemical dan lain-lainnya. Sehingga pengambilan data ini menjadi Wajib juga hukumnya.
Misal : Sebuah Pabrik yang mengeluarkan limbah cair sebanyak 24000 Liter perhari. dengan jam oprasi Pabrik 24 jam. Sedangkan jam oprasi IPAL hanya 1 shift (8 jam) haruslah memiliki IPAL yang berkapasitas 24m3 per 8 jam. (Untuk lebih jelasnya nanti kita jelaskan di tulisan saya selanjutnya saja ya )
5. Target yang ingin dicapai
Setiap perjalanan harus memiliki tujuan. Begitu juga dengan IPAL. Pastilah memiliki target nilai treatment di Outlet. Nah targetnya dapat dilihat dari standar baku mutu yang digunakan. Apakah melihat standar baku mutu daerah, Nasional, Perpu, ataukah mengikuti standar kawasan industri tempat perusahaan beraktivitas.
Hal ini sangat penting diketahui, dalam rangka menghindari Overdesign atau Under Estimate design yang ujung2nya dapat merugikan perusahaan. Perusahaan ga mau rugi kan??
Untuk Standar Baku mutu, dapat dicari dalam Blog ini 🙂
6. Dana yang tersedia
Saya percaya, tujuan dari setiap perusahaan adalah menghasilkan profit atau keuntungan. Namun hal ini bukanlah berarti kita harus menggunakan segala cara, termasuk mengabaikan lingkungan x_x (Hal ini banyak sekali terjadi huhuhu T_T).
Oleh karenanya hendaknya setiap perusahaan memberikan alokasi dana yang memadai untuk instalasi pengolahan Limbahnya. Ingat Pak/Bu.. Bumi ini bukan hanya milik kita saja, tapi juga akan jadi warisan bagi anak,cucu,cicit dan keturunan kita lainnya. Jadi sudah sepantasnya dana yang tersedia memiliki nilai yang memadai.
Dana kecilpun tidak menjadi masalah bila kita dapat mengelolanya dengan baik, dalam hal ini dengan menggunakan teknologi pengolahan limbah yang tepat dan dikerjakan oleh Kontraktor yang tepat.
Hmm…
Mungkin hari ini sekian dulu ya.. Share kita untuk Beberapa Hal Yang perlu diperhatikan Ketika Membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kita akan sambung di tulisan saya selanjutnya (Mudah-mudahan sempat)
Atau jika ada diantara rekan-rekan yang ingin bertanya ataupun berkonsultasi silahkan menghubungi saya. Insya Allah akan saya respon. Btw ingat ya.. kita bukan Dukun yang bisa tau masalah anda dan solusinya tanpa diberikan data-data, So ketika bertanya berikan data yang sejelas-jelasnya hehehe.
Oke
Salam Lingkungan
Good Life, CLear Water