Cara Memilih pH Meter Untuk Sistem Water Treatment Anda
Contents
Salah satu panel touch Screen dari Jumo |
Aloha.. Senang rasanya menulis lagi setelah sibuk dibeberapa bulan ini. Rasanya banyak sekali yang ingin saya bagikan di olah-air.com namun apa daya ketika berada di depan si Asus ini tiba-tiba pikiranpun menjadi buyar dan bingung apa sih yang mau saya ceritakan.
Kata-kata sih mengalir namun hubungan dan keterkaitan antara paragraf terkadang timbul dan tenggelam sehingga jadi kurang enak untuk dibaca. Dan mungkin akan terjadi pada tulisan cara memilih pH meter ini juga.
Dan itulah yang namanya manusia, selalu tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan jadi tolong dimaafkan. Oh iya satu disclaimer lagi, tulisan ini saya maksudkan untuk dikonsumsi secara umum dan bisa diterima oleh semua tingkatan. Sehingga banyak dari bahasan tentang pH meter ini menggunakan bahasa yang saya sederhanakan.
Lihat juga : Menurunkan Kadar Besi tanpa Reverse Osmosis
Pilihlah Sesuai Budget Anda
Yap ini dulu deh, saya ga akan bicara sesuai dengan tujuan Anda. Karena kalau kita menggunakan acuan itu maka PO atau Purchase Order tidak akan keluar-keluar karena idealistis akan selalu membayangi walau tidak didukung dengan kemampuan finansial perusahaan yang baik (Maaf jadi jujur hahaha).
Soal sesuaikan dengan Budget ini seriusan lho, karena saya yakin orang indonesia itu cukup kreatif hingga bisa memodifikasi suatu sistem menjadi terwujud dengan beberapa peralatan sederhanda dan seadaanya saja (Ingat sang pembuat televisi dari Jawa).
Oke kalau soal budget sudah clear baru deh kita akan lanjut. Intinya yakinkan diri Anda bahwa Anda
atau perusahaan Anda sudah memiliki budget untuk hal ini.
Lihat Juga : Kenapa Permeate RO TDSnya terus naik?
Tujuan dari Pembelian pH Meter ini apa?
Kita sudah diberikan budget, lalu Anda pastinya sebagai pihak yang meminta budget sudah tau mau Anda pergunakan sebagai apa sih pH meter ini? Dan beberapa hal berikut atau mungkin semuanya adalah bagian dari alasan Anda untuk membeli sebuah pH meter di sistem water treatment.
1 Control Sistem Terintegrasi
pH meter dapat dijadikan bagian dari suatu control sistem yang dapat menjalankan atau mematikan fungsi tertentu ketika dilakukan penyetingan. Salah satu contohnya adalah pH meter yang saya pasang di proyek demin terkahir saya di daerah Puncak. pH meter tersebut akan secara otomatis mentrigger dosing pump melakukan injeksi basa ketika hasil buanganya mencapai nilai dibawah 6 dan akan berhenti diangka 7,5. Dan sebaliknya pH meter tersebut akan mentrigger injeksi asam oleh dosing pump ketika pH di effluent tersebut mencapai nilai diatas 8,5 dan akan berhenti di angka 7,5.
2 Monitoring dengan History
pH meter juga dapat dijadikan suatu indikator penting dari keberhasilan atau tingkat optimasi jalannya suatu sistem water treatment. Dalam hal ini jika dipasang sebagai alat untuk monitoring hasil buangan atau product suatu water treatment. PH meter ini akan mencetak history baik secara papper printed atau dengan membuat grafik yang datanya dapat langsung ditransfer ke pusat penyimpanan data dikomputer control room, atau mungkin hanya pada komputer arsip.
tentukan tingkatan history mana yang mau Anda gunakan pada sistem Anda. Kalau sistem Anda bisa dikontrol secara manual dan tidak ada lonjakan dari pH yang terlalu tinggi saat setiap sistem Anda berjalan maka sebenarnya Anda bisa menggunakan pH meter dengan fungsi pembacaan saja (untuk historynya dapat Anda kontrol secara manual saja).
3 Hanya Pembacaan
Ini adalah pH meter dengan fungsi paling standar yang banyak sekali digunakan diluaran sana. Yup jika hanya membutuhkan sekedar untuk pembacaan data saja dan sifatnya hanya controling saja dan tidak terkait dengan sesuatu yang vital. Maka pH meter dengan sensor dan hasil pembacaan biasa saja sudah cukup untuk Anda. Atau jika ingin lebih hemat lagi, anda bisa membeli pH meter model pocket saja sudah cukup yang paling penting hasil pembacaannya bisa dipertanggung jawabkan :).
Lihat Juga : Cara Menangani Lumpur Aktif Berlebih di Aeration System
Spesifikasi dan fitur yang diperlukan
Sekarang setelah tahu tujuan dari pembelian pH meter Anda. Maka sekarang kita beralih ke fitur-fitur tambahan dari pH meter tersebut. Dan beberapa fitur ini mungkin bisa menjadi nilai tambah dari pemilihan pH meter Anda.
1 Fitur Auto Callibration
Beberapa pH meter memerlukan kalibrasi berkala dalam penggunannya. Ada yang setiap hari harus dikalibrasi ada yang seminggu sekali bahkan ada yang hanya setahun sekali saja.
Untuk pH meter yang dapat dengan mudah diakses seperti yang ada dilaboratorium tentunya masalah kalibrasi tidak perlu ditanyakan lagi. Namun bagaimana dengan pH meter yang berada pada suatu reaktor yang sulit diakses. Tentunya masalah kalibrasi ini akan menjadi permasalahan, terlebih jika ke akuratan hingga sekian koma akan menjadi vital.
Untuk masalah tersebut, ada jenis pH meter yang telah memiliki fitur auto callibrate. Dimana si pH meter telah memiliki grafik standar pembacaan pH sendiri dan memiliki memori auto saved. Sehingga dirinya dapat melakukan kalibrasi secara otomatis jika terjadi perbendaan pembacaan pH pada produk ataupun kejadian penggantian bahan baku. So.. anda tidak perlu repot lagi.
2 Fitur Auto Cleaning
Di pabrik cat atau pelapisan, pH meter sering sekali mudah tertutup oleh cat sehingga hasil pembacaan pH menjadi tidak akurat. Padahal pembacaan pH akan menjadi titik krusial dimana reaksi terjadi. Solusinya si operator harus bulak balik membersihkan si sensor tersebut dan saat pembersihan terjadi tentunya mesin akan berhenti bekerja maka itu artinya produksi berhenti.
Hal ini tentu sangat tidak diinginkan oleh para pemilik modal dimana down time harus terjadi setiap hari. Dan untuk menghindari hal tersebut Anda atau perusahaan Anda dapat memilih menggunakan pH meter yang memiliki fitur auto cleaning.
Fitur ini dapat disetting secara otomatis untuk membersihkan elektroda begitu si elektroda merasakan adanya suatu zat yang menghalangi pembacaan. Atau Anda bisa melakukan penyetingan berdasarkan jam juga.
Btw fitur ini memiliki harga yang cukup tinggi hingga sekitar diatas 100 juta. Jadi mungkin bagi perusahaan yang masih menimbang-nimbang menggunakannya bisa membeli dua buah pH meter yang bisa berjalan secara paralel (1 std by, 1 off).
3 Fitur atau spesifikasi Elektroda
Pada umumnya elektroda dari pH meter terbuat dari bahan glass atau kaca sehingga rawan sekali pecah jika terkena benturan ataupun turbulensi dari air. Untuk menghindari hal tersebut terjadi anda bisa memilih pH meter dengan elektroda yang memiliki penyangga ataupun safety barrier. Pilihan lainnya adalah dengan menggunakan elektroda dari metal sehingga tidak mudah pecah.
Namun begitu masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannnya masing-masing. Elektroda dari metal memang lebih kuat namun dari segi pembacaan masih perada dibawah elektroda kaca. Anda yang memutuskan mau pilih jenis yang mana.
Hmm.. tidak terasa artikel ini sudah sampai di kata keseribu dan artinya sampai disini dulu ya perjumpaan kita. Jika Anda tertarik belajar lebih jauh tentang dunia water and waste water treatment. Anda bisa mengikuti saya dengan menekan tombil follow di Icon google plus Anggi Nurbana (Ada di pojok kanan) atau Anda juga bisa search saja di olah-air.com
Salam Lingkungan
Good Life, Clear Water
Mr. Anggi Nurbana