Opini Penulis

Opini : Politik Saling Sandera Pengolahan Limbah Industri

Politik Saling Sandera Pengolahan Limbah Industri

Jangan takut pengolahan limbah itu mahal
Keadaan Sungai Pelangi di Jawa Barat (Sumber Gambar : Greenpeace.org)

Hallo sobat olah-air.com sudah lama tidak bersua, di weekend seperti ini memang paling enak kalau kita liburan dan berjalan-jalan bersama dengan keluarga tercinta. Dan dipagi hari seperti ini enaknya santai sambil baca koran ditemani dengan secangkir kopi dan cemilan yang cukup menggugah selera (Hati-hati kolesterol om hehe).

But anyway hari ini kita mungkin akan berbicang sedikit tentang dunia politik, yah walaupun mungkin diantara sobat sekalian ada yang kurang suka dengan hal ini. Tapi apa mau dikata. Hal seperti ini pasti akan ditemukan dalam setiap sendi kehidupan, karena politik akan berkaitan langsung dengan kekuatan survival seseorang maupun usahanya.

Urusan Limbah Juga Ada Politiknya

Ya ternyata diurusan pengolahan air limbahnya juga terdapat politik yang ketika dilancarkan bisa membuat perusahaan aman dari jeratan hukum (Yah ga aman juga sih) atau setidaknya dari amukan masyarakat. Salah satunya terjadi dikota yang berada di jawa barat (Saya tidak usah sebut nama karena walaupun fakta, nantinya kita akan terkena pencemaran nama baik), dikota tersebut banyak sekali industri tekstil yang membuang limbahnya sembarangan ke sungai.

Keadaan ini menyebabkan sungai dikota tersebut yang dahulu terkenal dengan keindahannya bahkan hingga mengundang bidadari turun ke bumi untuk mandi sekarang berubah menjadi sungai “Pelangi”.

Lihat Juga :  Ini anggapan orang Tentang IPAL

Sungai Pelangi, Bisa buat tebakan!

Kenapa pemerintah hanya diam saja
Ini sungai Lho bukan tempat sampah (Sumber : Soreangonline.com)

Kalau dilangit kita bisa melihat pelangi tampil dengan keindahan dan decak kagum setiap orang, yang bahkan digambarkan pada ujungnya ada emas. Maka sungai pelangi pada kota tersebut bukanlah bermajas indah namun justru sebaliknya berarti majas ironi. Mengapa tidak, karena sungai pelangi ini  adalah sungai yang airnya kerap berwarna-warni karena seperti pelangi.
Kadang hijau, kadang merah, kadang biru, kadang kuning dsb. Hingga kondisi seperti kadang jadi ajang judi orang-orang “Hayoh coba isukan warnana naon? Nu nyaho ku urang isukan dibere duit gocap” begitulah canda salah satu penduduk disana.

Sungai Pelangi itu Nyata Bukan Legenda!

Mau tunggu indonesia kena penyakit?
Para Penjahat di Film Wrong Turn adalah Mutan Akibat Limbah Industri yang dibuang Ke Sungai, Indonesia siap?

Kita-kita yang berada di kota-kota besar dan dengan kondisi berkecukupan mungkin tidak merasakan apa yang mereka rasakan (Alhamdulillah), tapi percaya deh kalau hal ini terus dibiarkan bisa jadi masalah ini akan masuk ke air yang Anda miliki juga bahkan mungkin Anda akan minum air tersebut.

Sangkuriang dan Jaka tarub bisa dibilang legenda, sungai pelangi ini nyata dan kita bisa lihat keberadaanya. Namun pemerintah seakan menutup mata akan kejadian ini dan terus membiarkan masalah ini tetap dirasakan penduduk kota parahyangan tersebut.

Setiap hari para penduduk disekitar sungai ini makan, minum dan mencuci menggunakan air kotor dan tercemar bagaimana rasanya? Silahkan bayangkan sendiri.

Lihat juga : Peraturan Pemerintah Terkait Pengolahan Air Limbah

Politik Menyelimuti Sungai Pelangi

Kalau dibilang pemerintah setempat dan BPLHD tidak melakukan apa-apa maka tuduhan tersebut disebut tidak benar juga. Karena BPLHD dan yang berwenang telah beberapa kali memanggil pihak perusahaan pencemar sungai indah tersebut. Namun apa daya politik terus bermain disana yang membuat masalah ini terus berlarut-larut.

Salah satu ilmu politik yang jadi andalan adalah politik saling sandra, yang ternyata cukup ampuh untuk membungkam aparat serta masyarakat setempat. Gayanya adalah menjadikan masyarakat setempat yang sebagian besar bekerja sebegai buruh ditempat tersebut akan dipecat atau berhenti bekerja jika perusahaan tersebut dipaksa akan ditutup (karena tidak membuat installasi pengolahan air limbah).

Sehingga pemerintah kota tersebut akan dihantui oleh puluhan ribu pengangguran yang akan terjadi misalkan industri industri tekstil tersebut ditutup. Anda tutup saya, silahkan hadapi masyarakat! begitulah kira-kira.

Program Kenduri : Sebuah harapan palsu (Aslinya namanya bukan kenduri)

Sebenarnya pernah ada sebuah program yang tadinya menjadi harapan besar bagi masyarakat walaupun para pecinta lingkungan macam Greenpeace. Yang katanya program tersebut akan mampu merevitalisasi keadaan sungai tersebut seperti sedia kala.

Namun ketika gong pertunjukan pembukaan dimulai, yang didapat hanyalah sebuah drama lawakan konyol. Sungai yang sangat tercemar tersebut, bukannya dipasangi sebuah sistem pengolahan air limbah ternyata malah dipasangi sistem pembunuhan massal. Hahaha sangat lucu.
Kejadian ini juga diputar pada beberapa acara berita stasiun televisi nasional, dimana sang pimpinan kota bahkan provinsi tersebut melepaskan ikan dalam jumlah masif pada sungai pelangi, ditambah dengan pertunjukan teaterikal dari mojang jajaka huft..

Lihat juga; Setidaknya ini yang diinginkan oleh pengusaha ketika mereka bikin IPAL

Bikin IPAL, Apa untungnya?

Dari segi materi keuntungan membangun IPAL Hampir tidak ada

Kalau kita serahkan balik pada para pemilik perusahaan yang mencemari lingkungan tersebut maka gunakanlah kacamata seorang pengusaha. Apakah untungnya membuat IPAL?

Seperti yang kita semua tahu, bahwa industri tekstil adalah industri padat tenaga kerja namun memiliki harga jual yang tidak begitu tinggi plus jumlah limbah yang dihasilkan sangat luar biasa. Sehingga jika mereka dipaksa untuk mendirikan sebuah installasi pengolahan limbah maka sudah pasti memerlukan biaya hingga Milyaran. Dan apa timbal baliknya? Tidak ada! (Kalau ada pengurangan pajak seperti di Negara lain baru mungkin pada lomba bikin IPAL)

Ya begitulah, tidak ada timbal balik yang cukup menguntungkan bagi para pengusaha tersebut. Kalau kita katakan untungnya adalah reputasi dan lingkungan bersih, maka apa untungnya bagi mereka?
Saya tidak mengajak Anda berpikir su’udzon pada para pengusaha tersebut namun memang itulah manusia selalu dikuasai oleh fear and Greed. Sehingga sebelum mereka mendapatkan suatu keuntunganya yang nyata dan terlihat, serta sanksi yang tegas bagi pelanggar maka tidak akan ada perubahan yang berarti.

Apa yang bisa kita lakukan?

Lalu apakah langkah yang bisa kita lakukan demi mendapatkan sungai yang bersih dari pencemaran? Yah diera seperti ini sebenarnya cukup banyak yang bisa Anda lakukan. Namun yang paling mudah yang tidak memerlukan Anda memindahkan tempat duduk Anda dari depan komputer atau smartphone Anda adalah dengan melakukan beberapa aksi berikut :

1. Repost Tulisan Ini di Sosial media seperti Twitter atau Facebook dan berikan Hashtag #SaveCitarum 
2. Sebarkan link tulisan ini pada kawan Anda.
Yah dua langkah tersebut setidaknya bisa membuat suatu awareness bisa terwujud kembali tentang betapa urgentnya masalah ini ditangani. Mudah bukan? Jadi mari kita mulai.

Salam Lingkungan

Mr. Anggi

Bacaan terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *