RS Sardjito Serius dalam Penanganan Limbah B3
Mengisi acara Kemenkes di Jogja |
Diamanahkan Sebagai Narasumber Acara
Selasa, 15 September 2015 saya kebetulan mendapat kepercayaan untuk mengisi acara nasional untuk Kementrian Kesehatan. Pada acara ini dihadiri oleh rekan-rekan dari RSUD rujukan seluruh indonesia.
Selama acara, para peserta acara terlihat antusias hingga tiba dipenghujung acara di hari selasa itu giliran saya tampil untuk mengisi. Walaupun sudah kesekian kali tampil mengisi, dalam hati tetap saja ada rasa deg-degan… Wong ini para dokter kok.. Hehe… Takut salah ngomong eh terus disuntik deh hehe..
Kembali ke acara, waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, dan saya yakin jam tersebut bukanlah jam yang tepat untuk mengisi dengan teori panjang lebar. Akhirnya saya bercerita dengan santai saja, dan berupaya untuk menggali.. apa sih sebenarnya kesulitan rekan-rekan disana.
Lihat Juga : Cara Mengenali Zat Pencemar Di Dalam Air
Alhamdulillah Semua Berjalan Baik
Ternyata tanpa diduga, presentasi tersebut alhamdulillah dapat berjalan dengan baik. Dan diakhiri dengan antusiasme rekan-rekan penggiat sanitasi di Rumah sakit.
Nah Sekarang Kita cerita Tentang Sardjito
Pukul 7 Pagi, para Bapak dan ibu yang merupakan para penanggung jawab sanitasi di rumah sakit masing-masing daerah telah berkumpul di wisma MMUGM untuk bersiap berangkat ke RS Terbesar di Jogjakarta, RS Sardjito. Dan mereka berangkat pukul 7.30 pagi.
Jam 8 pagi, akhirnya sudah sampai di RS Sardjito. Dan disana kita disambut dengan senyum manis dari para penggiat Sanitasi serta pengurus B3 di RS Sardjito.
Acara dilanjutkan dengan paparan-paparan singkat kondisi pengolahan limbah b3 di RS Sardjito. Dan dilanjut lagi dengan melihat langsung aplikasi penanganan B3 di RS Sardjito.
Kelompok dibagi menjadi 3, untuk masing masing dibawa ke area pengolahan yang berlainan. Kami dibawa ke bagian B3 untuk kantong infus, area genset, area scrubber dan lainnya. Tapi tentu saja yang paling menarik bagi saya adalah bagian IPAL dari RS Sardjito (hehe.. Maklum kerjaan kita kan disana).
Silahkan Lihat ini Jika Tertarik Dengan Penurunan TDS : Cara Menurunkan TDS dalam Air
IPAL Digarap dengan Serius
IPAL RS Sardjito, menggunakan prinsip Fisika, Kimia dan Biologi. Yang memang sesuai dengan karakteristik limbah rumah sakit yang kebanyakan adalah limbah domestik. Pengolahan Limbah cair ini, digarap secara serius oleh RS Sardjito, hal ini dibuktikan dengan kehadiran operator serta ditempelnya SOP kerja IPAL pada area tersebut.
IPAL RS Sardjito dijalankan dengan serius |
Pengolahan Sludge, yang merupakan lumpur dari IPAL juga diolah dengan baik. Caranya dengan menggunakan sludge dehydrator. Walau begitu, sistem activated sludge yang ada di IPAL RS Sardjito nampaknya sudah mulai menunjukan efek negatif.
Dasar Pengolahan Limbah : 3 Teknik Dasar Pengolahan Air Limbah
Sludge Sudah Berlebih
Efek Negatifnya adalah Sludge yang sudah berlebihan. Tentu saja ini berdampak pada ekstra cost yang harus dikeluarkan untuk membuangnya pada pengumpul limbah B3. Mungkin, rekan-rekan disana belum tahu kalau ada CHemi Enzym yang bisa menurunkan tingkat Active sludge sehingga kembali ke keadaan normal dan menaikan performa aeration tank.
RS Sardjito sungguh-sungguh dalam menaaati peraturan lingkungan
Hal lainnya yang saya cermati adalah kesungguhan RS Sardjito dalam penaatan peraturan. Sebagai salah satu rumah sakit Rujukan Nasioal. RS Sardjito saat ini mendapatkan Proper yang cukup baik bagi rumah sakit, yakni Proper Biru. Yang saya yakin adalah hasil kerja keras rekan-rekan di RS Sardjito. 4 Jempol deh buat rekan-rekan di RS Sardjito.
Hal inilah yang coba ditularkan oleh Kemenkes pada rekan-rekan di RSUD lainnya. Sehingga diharapkan bisa mendapatkan proper Biru juga. Saya do’akan semua lancar deh buat teman-teman di Seluruh Rumah sakit dalam mengurus Propernya.
Salam Olah-Air.Com