Beberapa Kesalahan Saat Mengoprasikan Reverse Osmosis System PART 1
Halo sobat olah-air.com sekalian. Tulisan kali ini adalah tentang beberapa masalah yang biasa kita temukan saat mengoprasikan sebuah mesin reverse osmosis system.
Pertama, saya mau disclaimer dulu kepada para pembaca dari pengguna RO kapasitas rumahan yang kecil. Tulisan ini tidak ditujukan untuk para pengguna RO kecil. Dan hanya ditujukan pada para pengguna RO untuk kelas industrial dengan kapasitas diatas 500 liter perjam.
Maka untuk pengguna RO kecil, tidak perlu repot-repot menghubungi saya jikalau ada masalah, sebab bukan “Mainan Saya” dan biasanya RO kecil, begitu ada masalah solusinya Hanya LEM BIRU saja.
Kenapa Masalah Pada RO Bisa terjadi?
Banyak hal bisa membuat RO menjadi bermasalah, dari mulai kesalahan data pada saat desain yang merembet pada kesalahan desain lalu ada kecacatan pada produk, kesalahan pada operasional dan lainnya.
Namun pada tulisan kali ini, saya hanya akan berusaha menyorot kesalahan pada segi operasional. Dan karenanya cukup banyak yang mungkin bisa disebutkan satu persatu, maka dari itu tulisan ini akan dibuat beberapa part.. yang jumlah partnya, tergantung dari kesempatan saya dalam menulis ya hahaha.
Oke, langsung saja kita bahas satu persatu ya..
- Mengoprasikan Sistem RO tanpa SOP
Ini dia kesalahan pertama dan utama serta paling populer sepanjang masa. Yup, TIDAK ADA SOP UNTUK OPERASIONAL. Benar sekali, kebanyakan industri baik kapasitas untuk skala industri kecil hingga besar ternyata tidak memiliki SOP tertulis. Kebanyakan dari mereka hanya memiliki SOP PERASAAN dan INGATAN.
SOP PERASAAN dan INGATAN, adalah berdasar pada memori dan juga rasa-rasa manusia yang tentu dapat berubah-ubah serta tiba-tiba hilang jikalau ;
- Operator Resign/Meninggal/Tidak Masuk/Hilang
- Kontraktor/Manufaktur pembuat sistem Tidak bisa dihubungi lagi
- Karyawan tiba-tiba mogok berjamaah
- Dan masih banyak lagi alasan tambahan lainnya.
Tentang SOP ini sangat penting bukan hanya untuk sistem RO, tapi untuk tiap aktifitas yang ada di Industri Anda. Terlebih bagi Anda yang sedang mencoba untuk melakukan proses akreditasi ataupun juga penstandaran dengan ISO.
Hal ini menjadi yang nomor satu dalam daftar ini, karena statusnya yang berulang dibanyak tempat. Dan cenderung menjadi akar masalah terbesar dalam perjalanan mengoprasikan sistem. Oke, jikalau ini yang nomor satu, lalu apa yang menjadi nomor selanjutnya sebagai masalah dalam operasional RO?
- Running tanpa Pre-run Parameter Check
Ribet amat istilahnya?? Mudahnya “Jalananin sistem tanpa adanya pemeriksaan awal”.
Walau dalam beberapa buku theory ataupun pengajaran yang diberikan oleh para engineer dilapangan, tapi saya singkat saja bahwa sebenarnya hanya ada tiga hal inti yang harus diperhatikan.
- Kualitas Parameter Input
- Pressure Intake
- Flow Intake
Ya, untuk pre-runt sebenarnya kita ada banyak yang harus diperhatikan yang kalau saya buat listnya bisa sekitar 12. Tapi yang paling penting hanyalah 3 hal ini.
Untuk kualitas parameter input selalu perhatikan bagaimana TDS dan conductivity raw water dan juga berapa nilai TSS dan Hardnessnya (Jika bisa). Karena parameter-parameter ini menjadi parameter kunci keberhasilan suatu sistem RO dan juga menentukan berapa nilai output yang diberikan.
Untuk pressure intake, kita memberi fokus pada hal ini dikarenakan pressure intake pada booster pump memberikan kita informasi bahwa membrane sudah rusak ataupun terjadi clogging. Untuk data pressure intake bisa kita lihat trend sebelumnya pada log book (yang seharusnya ada untuk menghindari maintenance yang tidak terencana).
Selanjutnya untuk flow intake, perlu diperhatikan pada flow meter atau rotameter pada intake mesin RO. Perhatikan nilainya dan bandingkan dengan history sebelumnya dan juga dengan nilai flow intake pada settingan awal. Jika nilai flow berada 20% lebih rendah dari settingan awal maka berarti perlu adanya proses cleaning ataupun penggantian part pada sistem RO.
- Running RO tidak setiap hari
Ya, masalah selanjutnya dari segi operasional adalah ketika RO yang kita miliki di pabrik tidak dijalankan setiap hari.
Membarane Reverse Osmosis, adalah salah satu tempat yang disenangi oleh bakteri untuk dapat berkembang biak dan beranak pinak. Dan jalan terbaik untuk dapat terus menjaga kondisi membrane RO dalam performa terbaik bukanlah dengan terus menerus menginjeksikan biocide (Karena biocide rutin justru hanya akan membuat bakteri dan mikroorganisme menjadi kebal), tapi cara terbaik adalah dengan menggunakan membrane RO secara rutin.
Membrane RO yang tidak dipakai selama 2 hari saja, akan mulai membuat bakteri menjadi tumbuh di dalam rongga membrane. Bakteri ini akan membuat air output dari RO tidak lagi menjadi steril. Ditambah lagi air output permeate dari RO akan cenderung menjadi bau dan juga terkadang berlendir.
Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan melakukan running sistem setiap hari atau minimal pada saat proses desain dibuat RO bisa flushing secara otomatis setiap harinya selama posisi sedang stand by.
Oke sobat, itu dia beberapa hal dalam segi operasional sistem Reverse Osmosis yang dapat membuat masalah dan menyebabkan Sistem RO menjadi fail, saya akan lanjutkan postingan Part-2 dalam artikel selanjutnya yang mudah-mudahan dapat segera saya publish juga hehehe.
Salam hangat
Mr. Anggi Nurbana