Proses pengajuan Persetujuan Teknis (Pertek Air Limbah) adalah tahapan krusial yang menentukan kelayakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Anda secara hukum dan teknis. Proses ini bukan hanya tentang melengkapi dokumen administrasi, tetapi juga menyajikan kajian teknis yang kuat. Keberhasilan pengajuan sangat bergantung pada akurasi dan kelengkapan Data Pertek Air Limbah yang Anda lampirkan.

Instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, akan menggunakan Data Pertek Air Limbah ini untuk memverifikasi apakah desain IPAL yang diajukan mampu memenuhi Baku Mutu Air Limbah (BMAL) yang ditetapkan. Berikut adalah 7 Data Pertek Air Limbah yang paling vital dan wajib Anda siapkan sebelum mengajukan Pertek.

1. Neraca Air (Water Balance)

---

Neraca air adalah peta detail alur air di seluruh area kegiatan Anda. Ini adalah Data Pertek Air Limbah yang menggambarkan input air bersih (sumber air sumur, PDAM, dll.), penggunaan air (proses produksi, domestik, pendinginan), dan output air (air limbah, *blowdown*, evaporasi). Neraca air harus balance (seimbang). Kegagalan menyeimbangkan neraca air akan menimbulkan pertanyaan besar mengenai validitas data volume air limbah. Neraca air juga menjadi dasar perhitungan debit air limbah yang masuk ke IPAL ($Q_{limbah}$).

Lihat Juga : 5 Alasan Kenapa Harus Urus Izin Pertek Air Limbah

2. Karakteristik Air Limbah (Data Influens)

---

Ini adalah Data Pertek Air Limbah paling teknis yang menjadi penentu utama pemilihan teknologi IPAL. Data ini diperoleh dari hasil analisis laboratorium terakreditasi, mencakup parameter wajib seperti BOD, COD, TSS, pH, dan parameter spesifik lainnya sesuai jenis industri (misalnya Fenol, Krom Heksavalen, Minyak & Lemak). Untuk perusahaan yang sudah beroperasi, data yang diminta biasanya adalah hasil analisis dari 3 hingga 6 bulan terakhir. Data influen inilah yang menjadi target beban polutan yang harus direduksi oleh IPAL.

3. Desain Teknis IPAL Lengkap (Gambar, Skema, dan Dimensi)

---

Dokumen ini harus memuat gambar detail teknik (DED) dari semua unit pengolahan, termasuk dimensi, penempatan, dan diagram alir (Flow Diagram) IPAL. Setiap unit, dari bak ekualisasi hingga *clarifier*, harus memiliki perhitungan volume, waktu detensi (*Hydraulic Retention Time*/HRT), dan rasio permukaan yang tepat. Sebagai contoh, dalam mendesain Bak Sedimentasi, kita harus menghitung kecepatan pengendapan partikel ($v_p$) yang didasarkan pada Hukum Stokes.

Rumus Perhitungan Hukum Stokes (Asumsi Partikel Bulat):

$$v_p = \frac{g (\rho_p – \rho_w) d^2}{18 \mu}$$

Di mana:

• $v_p$: Kecepatan pengendapan partikel (m/s).
• $g$: Percepatan gravitasi ($m/s^2$).
• $\rho_p$: Densitas partikel ($kg/m^3$).
• $\rho_w$: Densitas air ($kg/m^3$).
• $d$: Diameter partikel (m).
• $\mu$: Viskositas absolut air (Pa·s).

Perhitungan ini membuktikan bahwa Data Pertek Air Limbah Anda mendukung kinerja unit yang diajukan.

4. Perhitungan Dosis Bahan Kimia (Jika Menggunakan Proses Kimia)

---

Jika IPAL Anda mencakup unit fisik-kimia, Anda harus menyertakan Data Pertek Air Limbah mengenai jenis dan dosis bahan kimia yang digunakan (misalnya koagulan, flokulan, atau penetral pH). Keakuratan dosis ini penting karena akan memengaruhi efisiensi penghilangan polutan. Untuk proses netralisasi pH, reaksi yang umum terjadi adalah antara asam (misal, Asam Sulfat) dan basa (misal, Natrium Hidroksida) untuk mencapai pH netral (sekitar 7).

Lihat Juga : Beberapa Kesalahan Saat Mengoprasikan Reverse Osmosis System PART 1

Rumus Kimia Netralisasi:

$$H_{2}SO_{4(aq)} + 2NaOH_{(aq)} \to Na_{2}SO_{4(aq)} + 2H_{2}O_{(l)}$$

Dokumen Data Pertek Air Limbah harus mencantumkan perhitungan stoikiometri dan volume tangki penyimpanan kimia untuk menjamin keselamatan dan efektivitas operasional.

5. Peta Lokasi (Tata Letak dan Koordinat)

---

Peta harus memuat tata letak seluruh fasilitas industri, lokasi IPAL, titik penaatan (outlet pembuangan), dan saluran air penerima (badan air permukaan). Titik koordinat GPS yang akurat untuk titik penaatan adalah Data Pertek Air Limbah wajib yang akan diverifikasi oleh tim penilai saat survei lapangan.

6. Rencana Pengelolaan Lumpur dan Limbah B3

---

IPAL pasti menghasilkan lumpur (sludge) dan mungkin limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) lainnya (misalnya, sisa bahan kimia atau filter bekas). Kajian teknis Data Pertek Air Limbah harus menjelaskan secara detail bagaimana lumpur ini akan dikelola, apakah akan dikeringkan, dikompos, atau diserahkan kepada pihak ketiga (transportir dan pengolah B3 berizin). Rencana yang jelas menunjukkan tanggung jawab lingkungan secara menyeluruh.

7. Prosedur Operasional Standar (SOP) dan Tanggap Darurat

---

SOP pengoperasian IPAL menjamin bahwa sistem dapat bekerja secara optimal setiap hari. Sementara itu, SOP tanggap darurat adalah Data Pertek Air Limbah yang vital untuk mengantisipasi kegagalan sistem, seperti kebocoran pipa, *power failure*, atau banjir, yang dapat menyebabkan pembuangan air limbah yang tidak memenuhi BMAL. Dokumen ini juga mencakup rencana pemantauan lingkungan secara berkala.

Dengan mempersiapkan ketujuh Data Pertek Air Limbah ini secara detail dan akurat, Anda tidak hanya memenuhi persyaratan administratif, tetapi juga membangun fondasi IPAL yang secara teknis kuat dan legal. Jangan biarkan proses perizinan Anda tertunda karena data yang tidak valid.

Hubungi tim kami untuk memastikan setiap Data Pertek Air Limbah yang Anda miliki sudah memenuhi standar regulasi terbaru.