SHARE

Apakah Limbah Tekstil Dying Bisa Diolah Dengan Sistem Biologi (Kotoran Sapi) ?

Pengolahan Limbah Cair Tekstil dengan Sistem Kotoran Sapi?

Kotoran Sapi, Limbah Tekstil, Pengolahan Air, Sistem Pengolahan Limbah Tekstil

Hallo kawan-kawan di olah-air.com
Apa kabar semuanya? Mudah-mudahan baik2 dan sehat selalu ya.. Amin..

Kali ini kita akan membahas tentang ” Apakah Limbah Tekstil Dying bisa diolah dengan sistem biologi?”. Sebelum menjelaskan panjang lebar, sebenernya postingan kali ini mirip dengan postingan saya yang berjudul “WWTP Bukan Magic Box”. Tapi boleh rasanya boleh juga deh dibahas.

Asal Mula Pertanyaan?
Sebenarnya bukan pertanyaan tapi pertanyaan di milis kimia beberapa hari yang lalu yang menyebabkan saya menulis postingan ini. Bukan dengan maksud sok pintar, tapi gaya penulisan si Pemberi Pertanyaan yang menggunakan huruf besar, mengesankan si anggota milis ini mengerti dan paham betul, Padahal mah WAKWAW.. hehehe.. Ini Screen Shoot dari Postingan si Anggota Milist :

Pengolahan Limbah Tekstil, Tekstil, Biologi, Engineer
Salah satu anggota milis yang menjawab pertanyaan tentang pengolahan limbah tekstil

Tektsil dan Makanan Beda Karakteristik Limbah
Menjadi seorang waste water engineer, atau engineer yang menangani air limbah, tidak bisa menyamaratakan semua sama. Pabrik Makanan dan Minuman tentu berbeda dengan pabrik tekstil. Dari bahan baku, proses hingga air limbahnya.

Sehingga menyamakan proses pengolahan yang ada pada kedua pabrik jelas sebuah kesalahan. Karena sejatinya kedua limbah tadi berbeda. Limbah tekstil memiliki nilai COD dan BOD yang lebih rendah (Max.700 mg/L) sedangkan Limbah organik nilai COD dan BODnya bisa mencapai diatas angka 2000 mg/L.

Sumber COD dan BOD-nya pun berbeda. Untuk limbah Tekstil, sumber CODnya kebanyakan adalah dari mineral-mineral dan anion yang perlu dioksidasikan. Sedangkan untuk limbah organik, kebanyakan adalah dari TOC atau Total organic Carbon.

Sebelum di Treatment Mari Kenali dulu Konsepnya
Mengenang kembali COD, yang sudah disinggung sebelumnya dalam postingan teknik menurunkan COD. Tinggi rendahnya COD bergantung pada komponen-komponen ini yakni : TSS, TOC, Anion (Sulfate Ion), Cation (Cr, Fe dan logam lain dalam valensi rendahnya, tidak termasuk yang hanya memiliki satu valensi).

Setelah mengetahui komponen yang mempengaruhi nilai COD, maka langkah yang tepat adalah dengan mengeliminir atau melakukan treatment terhadap komponen-komponen yang berpengaruh tersebut.

TSS dapat di endapkan, dengan dimulai koagulasi dan flokulasi terlebih dahulu. Proses ini bisa menggunakan treatment fisika, kimia, ataupun dengan . Tergantung karakteristiknya saat dilakukan pengujian awal.

TOC dapat dilakukan treatment secara biologi (Nah Mungkin yang dimaksud rekan di milis yang ini), treatment secara biologi adalah termasuk dengan aerasi, aerasi bertingkat, dan anaerob. Bisa juga dengan Multiple Oxidation Reaction atau dengan reaksi oksidasi bertingkat (Treatment cara ini paling ampuh untuk limbah organik, ya.. yang mengandung TOC atau BOD tinggi).

TOC juga bisa ditreatment dengan menggunakan membrane, ataupun filter karbon. Membrane yang paling direkomendasikan adalah dengan membrane bio reactor atau MBR yang memang didesain untuk limbah organik based.

Anion dapat dikoagulasikan dengan mengikatnya pada koagulan seperti Tawas atau PAC. Selain itu dapat juga . Plus bisa juga digunakan sistem MOR.

Kation yang memiliki valensi rendah (sehingga menyerap oksigen untuk beroksidasi),ditreatment dengan pengikatan koagulan. Bisa juga dengan atau menggunakan katoda dan anoda yang tepat (Penentuannya dengan trial terlebih dahulu). Atau bisa juga dengan menggunakan MOR, sama seperti Treatment TOC, dan Anion.

Kembali ke Topik
Limbah tekstil yang berasal dari dyeing pada umumnya mengandung surfaktan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu juga limbah jenis ini datang dengan suhu yang diatas 40 C, sehingga berpotensi mematikan bakteri juga. Ditambah lagi volumenya yang sangat banyak biasa diatas 1000 m3/day atau 1 juta liter sehari, membuatnya sungguh tidak relavan jika hanya ditumpukan dengan proses biologi.

Proses biologi dengan menggunakan aerasi minimal memerlukan area 1,5 x debit 1 hari. Jadi harus tersedia lahan kira-kira 20 x 15 x 3,5 meter (Aerasi kedalaman yang disarankan 3,5 meter). Dan hal tersebut pasti mengkonsumsi banyak sekali area.

Plus, kandungan COD dan BODnya bila kita ambil rationya biasanya menunjukan bahwa limbah yang sedang diolah ini non-organic based. Jadi saran yang diketik dengan huruf besar tadi sudah jelas ngawur dan menyesatkan.

Mohon maaf pada Kawan-kawan
Aduh,, saya mohon maaf sekali pada kawan-kawan pembaca setia olah air.com, jika seperti marah-marah di postingan kali ini. Soalnya saya gemes sekali dengan komentar di milist tadi, dan daripada menyebabkan keributan dimilist sehingga saya lebih memilih posting di website ini saja. Supaya jadi pengetahuan kita bersama.

Sekian dulu sharing kita hari ini ya. 🙂

Salam Lingkungan,

Good Life, CLear Water

Bacaan terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *