Aerasi anggi nurbana bakteri cara mengolah limbah cara menurunkan nilai BOD

Bagaimana Proses Aerasi Bisa Menurunkan nilai BOD

Bagaimana Proses Aerasi Bisa Menurunkan nilai BOD

Contoh media lekat untuk menunjang perkembangan bakteri aerasi
Hallo sobat olah-air.com sekalian, sudah lama sekali kita tidak update dan berjumpa ya hahaha. Mohon maaf ini semua dikarenakan Negara api sedang menyerang.. Lho.. ;p

Kali ini kita akan berbicara tentang bagaimana sih ceritanya proses biologi secara aerasi bisa menurunkan nilai cemaran BOD. Penasaran kan? Yuk kita simak uraiannya.

Sebelum berangkat ke narasinya yang panjang, harus kita ingat bahwa BOD bukanlah zat namun hanya sebuah nilai konversi yang dihasilkan dari analisa tentang seberapa banyak oksigen yang dibutuhkan untuk membuat seluruh zat organic dapat teroksidasi. Sehingga besarnya nilai BOD tentu akan berbanding pula dengan besarnya jumlah zat organic yang ada dalam air limbah.

Dalam pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif, bakteri akan bercampur dengan air limbah dengan harapan adanya proses adaptasi terhadap polutan dalam air. Mikroorganisme atau bakteri akan kontak dengan bahan organic atau biodegradable dan menggunakannya sebagai sumber energy. Nantinya bakteri akan membentuk koloni atau rumah tinggal dengan terwujudnya lender yang lengket yang bisa kita temukan pada dinding ataupun pada media bakteri.

Tingkat keberhasilan penguraian polutan dalam air limbah, akan tergantung dari seberapa efektif bakteri memakan zat organic yang ada dalam air limbah, serta bagaimana kemampuan bakteri dalam membuat bioflok yang dapat dengan mudah settle down dalam air.

Biasanya dalam proses biologi, setelah proses aerasi akan dilanjutkan dengan proses clarifier dimana active sludge yang terbawa akan ditangkap oleh lamella dan dibuat settle down. Sebagian volume active sludge akan dikembalikan ke tangki aerasi (Sistem RAS) dan sebagian akan dibuang menuju tangki proses sludge.

Proses RAS ini penting untuk menjaga rasio active sludge hingga jangan sampai over ataupun kurang. Prosesnya bisa menggunakan pompa ataupun menggunakan metode gravitasi.

Proses biologi dengan metode activated sludge dalam kondisi optimumnya dapat menurunkan 80-90% BOD. Dan tingkat efisiensi ini tentu tidak terlepas dari keberhasilan dalam menjaga beberapa factor seperti :

– Nilai pH Inlet

– Nilai Debit intake yang masuk

– Ke stabilan polutan yang masuk

– Jumlah nutrisi dalam air limbah

– Serta mengeleminasi masuknya desinfektan ke dalam air limbah. 

Secara umum ada 5 jenis grup mikroorganisme yang dapat kita temukan pada proses aerasi khususnya pada metode activated sludge :

1. Bacteria : yakni bakteri aerob yang bekerja memakan nutrisi organic

2. Protozoa
: yang membantu dalam memakan bakteri yang telah mati dan juga menguraikan suspended solid

3. Metazoa : mikroorganisme yang membantu penguraian air limbah dengan nilai BOD yang sangat tinggi. Biasanya digunakan pada system lagoon.

4. Bakteri Filament : bakteri yang berbentuk seperti benang-benang halus, biasanya mengganggu proses settling dan membuat terjadinya bulking ataupun sumbatan pada pemipaan.

5. Alga (Lumut) dan Jamur : dua mikroorganisme ini biasanya bertumbuh ketika ditopang oleh cahaya matahari yang cukup dan juga dalam sludge yang telah mati. Sifatnya tidak massif ataupun dominan tapi akan menggangu pengamatan.

Bacaan terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *