5 Kesalahan Dalam Mendesain RO System
Contents
Selamat datang kembali di website kesayangan kita yang selalu memberikan ilmu-ilmu seputar water treatment. Kali ini kita akan membahas tentang beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh para praktisi dibidang water treatment.
Kesalahan tersebut adalah seputar desain RO. Yang dimana, saya cukup banyak menemukan dilapang terjadi bukan hanya sekali atau dua kali namun sering kali ditemukan.
Dan yang lebih parahnya lagi, customer yang menghubungi kita mau terjadi perbaikan secara permanent dan tahan lama namun hanya dengan mengandalkan mengganti membrane. Ya, kebanyakan dari mereka hanya menyalahkan membrane yang dipakai atau installasi yang dipasang tidak sesuai. Haduh haduh..
Okelah, dari pada kita terlalu lama dipembukaan yang akhirnya malah kaga jelas juga mau dibawa kemana. Kita langsung saja ke materi utama sesuai judul diatas “ 5 Kesalahan Dalam Mendesain Sistem RO”
1. Tidak menggunakan Pretreatment
Kesalahan pertama yang paling umum saya temukan dilapangan adalah, ketika sang kontraktor ataupun owner memiliki RO yang tidak ada pretreatmentnya.
RO tanpa Pretreatment adalah pencerminan dari salah satu dari dua hal, antara Si Kontraktor yang kurang ilmunya, atau si Owner yang hanya mau tahu murahnya saja (Seriusan ini).
Ketiadaan Pretreatmtent pada system RO merupakan kesalahan yang sangat fatal. Karena ini akan mengakibatkan umur membrane yang semakin berkurang. Bilamana sebuah membrane standarnya bisa digunakan untuk system Reverse Osmosis selama 6 bulan sampai 1 tahun, maka dengan tiadanya Pretreatment di System RO usia si Membrane tadi bisa berkurang hingga setengahnya.
Masalah lain yang bisa terjadi adalah, naiknya konduktiviti atau TDS dari Air Permeata/Product. Hal ini disebabkan karena partikel pasir ataupun hypochloride yang merusak permukaan membrane sehingga terjadi proses RO yang tidak sempurna.
Lihat Juga : Tips Dalam Memilih Material Tangki
2. Menggunakan Pipa PVC
Kesalahan selanjutnya dalam mendesain system reverse osmosis adalah, ketika si Kontraktor menggunakan pipa PVC dalam prosesnya.
Perlu diingat, proses Reverse Osmosis akan melibatkan pompa bertekanan tinggi. Sehingga dapat berpotensi memecahkan pipa PVC dalam prosesnya. Oleh karenanya dalam proses RO khususnya RO untuk industry, saya selalu menggunakan Pipa Stainless ataupun Hardened PE dalam prosesnya. Untuk menghindari pecahnya pipa saat proses.
Resiko terkecilnya adalah akan adanya kikisan pipa PVC yang masuk ke membrane akibat terikut aliran high pressure.
Lihat Juga : Tips Memilih Pompa RO Untuk Air Laut
3. Tidak Memiliki Interlock
Keselahan ketiga dalam proses perancangan Reverse Osmosis adalah ketika system yang dibuat ini tidak memiliki interlock. Bagi yang belum tahu, interlock secara sederhana adalah sebuah system pengamanan yang dipacu oleh suatu keadaan lain.
Salah satu contohnya adalah sebuah Sistem RO di perusahaan Farmasi kota hujan. Disana system RO-nya tidak memiliki interlock untuk mematikan mesin ketika tangki penampungan hasil sudah penuh. Sehingga air akan luber jika mesin lupa dimatikan ketika tangki penuh.
Beberapa contoh interlock yang sebaiknya Anda pasang dalam system RO Anda adalah :
a. Interlock Pompa RO dengan Tangki Permeate
b. Interlock Over Pressure dengan Pompa RO
c. Interlock dengan system CIP ketika nilai tds melewati batas permeate
Lihat Juga : Cara Membaca P&ID Water dan Waste Water Treatment Plant
4. Hanya Berstandar Parameter TDS
Kesalahan keempat dalam perancangan system RO adalah ketika yang menjadi kuncian di panel RO Anda hanyalah parameter TDS atau Conductivity saja. Hal ini sebaiknya Anda hindari untuk kebaikan Anda sendiri (dan usaha Anda tentunya).
Proses Reverse Osmosis, kebanyakan ditujukan untuk mendapatkan air yang murni yang tercermin dari nilai TDS yang rendah. Hal ini sedikit benar, namun untuk jangka panjang jadi salah. Lho kok gitu?
Ya iyalah om, Perlu Anda tahu bahwa standar baku mutu air minum bukan hanya berkutat dinilai TDS saja. Namun ada nilai lainnya seperti pH, Mikroba dan logam berat.
Dan system RO, hanya bisa untuk mengeleminasi dua cemaran yang saya sebutkan terakhir tapi tidak bisa menjaga nilai RO berada pada range netral. Oleh karenanya saya sarankan untuk para pembuat RO (Reverse Osmosis) untuk memasang On Site transmitter lainnya pada mesin RO mereka. Agar bisa menjaga kenetralan nilai pH air yang dihasilkan.
Lihat Juga : 6 Jenis Trouble Pada Sistem Reverse Osmosis
5. Tidak ada precaution system
Kesalahan kelima dari RO yang banyak dibuat oleh kontraktor lain di luar sana adalah, ketiaadaan precaution system di system RO mereka.
Karena, tahukah Anda bahwa air permeate RO dapat naik nilai TDSnya jika disimpan saja dalam tangki penyimpanan. Oleh karenanya perlu proses penjagaan dengan sirkulasi permeate agar tidak terjadi kenaikan nilai TDS.
Selain itu, agar tidak timbul bakteri di air ro yang telah kita hasilkan. Penting sekali untuk menginstal disinfection system pada use point air RO tersebut, khususnya bagi para pelaku usaha dunia consumer goods seperti makanan dan minuman. Karena saya pernah menemukan adanya Air permeate RO yang memiliki kandungan coliform dalam jumlah tinggi akibat ketiadaan disinfection system.
Nah itu dia, sudah lima kesalahan yang kita bahas. Saya rasa sudah saatnya kita berhenti. Sebab, tidak baik untuk mencari-cari kesalahan orang hehehe.
Sekian dari saya mohon maaf jikalau ada kekhilafan dalam penulisan artikel 5 kesalahan dalam mendesain system Reverse Osmosis. Mudah-mudahan kita dapat berjumpa dikesempatan lainnya.
Salam Hangat,
Mr. Anggi Nurbana